Bintang Wahyu Saputra

TENTANG SAYA

Aktivis Pemuda & Penggiat Pancasila

Bintang Wahyu Saputra dilahirkan di Jakarta pada 25 Mei 1992. Anak Betawi dengan wajah tampan ini merupakan sosok yang menyenangkan dan teman diskusi hangat. Hal ini diakui oleh rekan-rekan Bintang saat ditanya bagaimana sosok Bintang di mata teman-temannya. Pengakuan ini bisa dikonfirmasi dari perilaku dan sikap Bintang selama memimpin organisasi.

Aktivis mahasiswa yang gemar menyuarakan protes lewat demonstrasi ini juga tercatat sebagai aktivis pemuda. Namanya tercantum dalam struktur pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) wadah berhimpun organisasi pemuda Indonesia. Bahkan kiprah organisasi menembus batas teritorial. Siapa sangka Bintang Wahyu Saputra ternyata Sekretaris Jenderal OIC Youth Indonesia (Organisasi Pemuda dari Negara Anggota OKI) yang berjumlah 57 negara.

Sebagai aktivis mahasiswa Bintang Wahyu Saputra tidak hanya melontarkan gagasan dan kritikan melalui parlemen jalanan tapi dia mendokumentasikan catatan pemikirannya. Salah satu pemikiran Bintang yang genuine adalah Buku Titik Nol Pancasila. Buku ini lahir melalui kajian yang panjang dan melalui perdebatan sengit dengan lawan diskusinya tentang Pancasila.

Buku Titik Nol Pancasila diakui Bintang banyak dipengaruhi pemikiran H.O.S Tjokroaminoto, pendiri Syarikat Islam. Buku yang laris di bedah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia akhirnya mendapat apresiasi berupa penghargaan internasional, Bintang Wahyu Saputra dan bukunya di daulat sebagai Penggiat Pancasila.

Setelah melewati dinamika forum yang luar bisa Kongres ke-8 Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) di Surabaya selesai dan ditutup secara daring oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandi Uno. Bintang Wahyu Saputra kembali didapuk sebagai Ketua Umum PB SEMMI periode 2023 – 2025 setelah pimpinan sidang Kongres menetapkan secara aklamasi.

Sebenarnya terpilihnya kembali Bintang sebagai Ketua Umum PB SEMMI tidak terlalu mengejutkan, bahkan ini mengkonfirmasi desas desus yang berkembang di internal SEMMI sebelum Kongres berlangsung. Kabarnya sebagian besar pemilik suara Kongres Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang menginginkan Bintang Wahyu Saputra melanjutkan kepemimpinan satu periode lagi.

Seperti diketahui, saat pertama kali mengemban amanat sebagai Ketua Umum PB SEMMI, organisasi kemahasiswaan ini dalam keadaan non aktif, mati suri istilah para senior Syarikat Islam menggambarkan kondisi SEMMI kala itu.

Dipimpin Bintang Wahyu Saputra dalam waktu yang tidak terlalu lama SEMMI menjelma menjadi organisasi kemahasiswaan yang bisa merebut perhatian publik dan mahasiswa. SEMMI berlari kencang menyusul HMI, PMII, IMM, KAMMI dan yang lain. Sekarang dalam benak publik SEMMI masuk dalam diskursus organisasi mahasiswa terdepan.

Keseriusan dan kerja cerdasnya menjadi nahkoda SEMMI ditunjukkan dengan capaian konsolidasi organisasi yang menggembirakan. Dimulai dari 2 (dua) Cabang SEMMI, Bintang berhasil mengkonsolidasikan organisasi hingga Serikat Mahsiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) berdiri di 34 Provinsi dan 276 Cabang (setingkat Kabupaten/Kota).

Pray For Wuhan

Ketika virus Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, dan pemerintah China langsung menutup dan mengunci akses keluar masuk kota Wuhan, mata dunia semua mengarah ke Wuhan. Kota itu diisolasi, penduduk China dan dunia resah karena khawatir virus dapat menyebar cepat. Termasuk di Indonesia. Penduduk Indonesia yang diketahui sering berkunjung ke China dilanda kekhawatiran. Begitu juga dengan Bintang.

Alih alih resah dan khawatir tidak jelas Bintang memimpin teman-temannya melakukan aksi kemanusiaan berajuk Pray For Wuhan. Aksi simpatik yang dimaksudkan memberikan dukungan kepada penduduk kota Wuhan dan pemerintah China bahwa mereka tidak sendiri. Ada dukungan dari anak-anak muda Indonesia yang mendoakan kebaikan untuk Kota Wuhan dan China. Aksi kemanusiaan yang digagas Bintang mendapat apresiasi dari pemerintah China. Bintang dan teman-teman mendapat undangan dari Kedutaan Besar China di Indonesia.

Penggiat Moderasi Beragama Sosialisme Islam

Sebagai Ketua Umum organisasi kemahasiswaan berbasis agama Islam Bintang bukanlah aktivis mahasiswa islam seperti kebanyakan, bisa dibilang Bintang, agak lain. Kegandrungan Bintang akan pemikiran H.O.S Tjoroaminoto tentang Islam dan Sosialisme diadopsi Bintang melalui gerakan Moderasi Beragama yang dimana Sosialisme Islam diterjemahkan Bintang sebagai Islam rahmatan lilalamin. Rahmat bagi semua. Karena itu Bintang sering mengampanyekan toleransi beragama yang humanis. Itu sebabnya Bintang banyak dikenal di kalangan pemuka agama non muslim.

Bintang adalah sosok anak muda yang teguh dan tegas dengan nilai nilai Islam. Dia tidak akan konpromi terkait hal-hal yang termasuk syariat. Namun demikian bukan berarti Bintang adalah representasi Islam garis keras tapi sebaliknya Bintang mampu menampilkan wajah islam yang rahmatan lilalamin. Buktinya dia diterima hangat dikalangan pemuka agama non muslim. Tekait soal ini, anak Betawi yang tinggal di Johar Baru memegang teguh pesan sahabat sekaligus menantu Baginda Nabi Muhammad SAW, Sayidina Ali Bin Abi Thalib. Kata Imam Ali, Dia yang bukan saudara mu dalam Iman adalah saudara dalam kemanusiaan.